Karya

Bagaimana membaca “semangat zaman” kiwari?

Tentu saja melalui isi kepala dan keresahan dibentuk menjadi karya-karya seni. Di sinilah Para Penyimpang mendokumentasikan seanagt-zaman mereka.

Entah itu tulisan, visual, audio, atau bentuk-bentuk lain yang belum punya nama. Di sini kami berkarya tanpa banyak aturan—asal jujur, berdaya, dan bikin mikir (atau minimal bikin senyum sendiri).

Cinta dan Muntah

“Ada orang gila dibunuh dekat sini, dan orang di kafe ini cuma bisa gibahin skandal ewe anak band indie Jakarta. Bedebah ignorant semuanya!” Egi Tansil, vokalis Man & Tears dengan cekekan plastik item di tangan kirinya itu masuk kafe kami. Tanpa salam dan basa-basi langsung ambruk di sofa panjang, seperti sekarung beras.Plastik hitam di tangannya […]

Nyala & Api

Pada abad ke-9, seorang ahli alkimia dari Cina terobsesi mencari ramuan kehidupan abadi.Setelah melewati berbagai percobaan yang hampir membuatnya keracunan, akhirnya ia menemukan sesuatu yang lain dari paduan kalium nitrat, arang, dan belerang. Ia berbisik, “Aku mencium aroma keabadian. Tajam dan sedikit jahat. Seperti aroma buah pengetahuan.” Saat ia menguji serbuk itu—setelah memastikan dirinya tidak […]

Kawin Lagi

Aku Ingin Memenggal Kepala Ibumu Aku bermimpi nasibmu menjadi burukEngkau menghamili empat wanita lalu kau sendiri disembunyikan Ibu Bapakmu Engkau datang meminta pertolonganku “Cuih! Itu kan yang Ibumu mau?!” Begitu saja aku memuntahkan segala yang sudah kutelan seperti Yunus. Aku ingin memenggal kepala ibumu dan menggantungnya di dinding-dinding kota “Lihatlah saudara-saudari! Orang ini yang sudah […]

Tangga

Saat jam dalam perkiraanmu menunjukkan angka 00:00, kau mendengar langkah kaki yang diseret merayap perlahan dari arah tangga dekat kamar indekosmu. Tepatnya di anak tangga paling dasar. Dua kakinya, begitu yang bisa kamu kira sejauh ini, menjajaki anak tangga satu demi satu.Apa Kunti betulan jalan kaki, atau terbang? Pertanyaan goblok. Kau mau searching tapi kau […]

Kandang Kambing

Sesaat setelah mataku terbuka, aku melihat Ibu sedang berbicara dengan seorang perempuan. Perempuan itu menyadari bahwa aku telah membuka mata, kemudian Ibu menyusul, tersenyum, melirik ke arahku. Ibu mengucapkan sesuatu yang tidak kumengerti sambil tangannya mengusap-usap kepalaku. Perempuan itu ikut mengatakan sesuatu yang juga tidak kumengerti. Aku ingin membalasnya, tetapi kepalaku terasa sangat berat. Aku […]

Puisi Selamat Malam

Budak CintaKau bisikkan rayuan-rayuan cintasaat aku berada di tengah ritual doa,Kau ingkari semua diksi-diksisementara namamu masih kusebut dalam puisi Akulah lelaki yang terusir dari surgasebab dosamu yang egois mengejar dunia.Sebelum matahari di matamu itu tiba di baratsebelum keegoisan cinta membawa kita ke akhirat. Terserah kalua kau tak mau, bahkan sekalipun diamengirim nama yang bukan dirimuakan […]

Wangi Semerbak Gang Nikmat (Bagian 1)

Bagaimana jika semasa hidupnya yang terlihat, hanya ada kemungkaran saja mengisi tiap harinya? Bagaimana jika semasa hidupnya diisi oleh transaksi jual beli yang di mata kita yang hanya melihat satu sisi saja itu menjijikkan? Dan kita yang hanya mengetahui sebatas kulit saja dengan entengnya kita menilai “bahan bakar neraka”? Tersebutlah Ia Minati. Perempuan berusia 60 […]

Membakar Pasar Rebo

Ketika Balia Ompol baru masuk Minggu kedua sejak mimpi basah pertamanya, ia mengalami malam Minggu paling membara dalam hidupnya. Pasar Rebo merah oleh penjarahan, bibir Balia berdarah, untuk pertama kalinya oleh cipokan. Itu adalah tahun 1998, saat Purwakarta masih punya Pesta Pelajar, ajang tawuran paling edan dan parade anak-anak band lokal yang memainkan Oasis, Cake, […]

Catatan-Catatan Kaki Gubuk Hutan

Menulis Lagu Pop Siang iniAku ditelponSeorang wanitaDi kota asingDengan nada bicaranya yang asingDia tidak banyak bicaraHanya sepatah dua patah kataBercakap aku menginginkanSesuatu darimu.Padahal hari iniAku sudah cukup kekuranganCheap cigar, rented room with broken toilets, smells of piss and death.Mungkin dia terkena hepatitisAtau hernia, atau semacamnyaAku tidak begitu mengenalnyaMelainkan hanya surat menyuratSekitar dua tiga kali lewat […]

Mendengar Wahyu Sendirian

Agus Apriandi alias Abuuna masih bisa merasakan bulu kuduknya meremang, meski pengalaman pertamanya mendengar suara Malaikat Jibril sudah berlalu berbulan-bulan silam.“Lihat bulu-bulu tanganku,” katanya padaku. Aku tak melihat ada yang khusus di lengannya selain jam tangan Swiss Army bajakan. Mulanya suara itu terdengar seperti saat radio mencari-cari stasiun penyiaran terdekat, “Zzzzzt,” yang panjang dan konstan. […]