Karya

Bagaimana membaca “semangat zaman” kiwari?

Tentu saja melalui isi kepala dan keresahan dibentuk menjadi karya-karya seni. Di sinilah Para Penyimpang mendokumentasikan seanagt-zaman mereka.

Entah itu tulisan, visual, audio, atau bentuk-bentuk lain yang belum punya nama. Di sini kami berkarya tanpa banyak aturan—asal jujur, berdaya, dan bikin mikir (atau minimal bikin senyum sendiri).

Dia Sudah Lama Tahu, Seperti Tuhan Dia Juga Menunggu

“Berapa ribu jam yang diperlukan untuk membuat mesin waktu?” tanya pemudi A dalam suara kecil dan ogah-ogahan, kepalanya teleng ke kanan, sambil menatap isi gelas ia mengaduk-aduk es teh manisnya, seolah tak mengharapkan jawaban dari siapapun. Tapi pemuda J, suka menjawab apa saja, terutama hal-hal yang tidak ia pahami. Meski begitu bakat membualnya, seperti yang […]

Getir dalam PPN 12%

Getir dalam PPN 12% Kabarnya PPN 12% bakal munculAda makan bergizi gratis sudah kadung jadi sumpahBuzzer-buzzer nalarnya tumpulMengikut klausa-klausa sampah Ada harga dari peraturan dan keputusanKhalayak aduh pening berbondong-bondongKarena dompet sudah mutlak ditodongUntuk merawat setiap ketidakberdayaan Siapa yang mau peduli pajak?Kalau kesejahteraan plak-plak retak gedubrak! Desember, 2024. Kehidupan Urban dan Kursi Minimarket Tengah malam sudah […]

Meniti Tangga Asa

Meniti Tangga Asa Untuk kedua raga yang aku cintai Badai akan ku terjang, samudra akan ku seberangi Demi mimpi yang tak terucap, namun tersimpan banyak harap Langkah yang terkadang goyah Terus terjatuh dan terluka Tak akan menghilangkan tekadku ‘tuk berusaha Aku percaya, tidak ada cita yang mustahil selama doa menyertai Meski tangis darah terus menetes […]

Telepon

“Yang, kamu tahu Agus?” “Bukan Agus Apriandi?” “Bukan. Itu mah yang buka kedai kopi terus meninggal kena usus buntu. Bukan itu. Nah, pokoknya dia temanku yang tempo lalu nginap di kosku.” “Iya, iya, betul. Agus yang itu.” “Nggak kok, nggak. Nah, dua bulan lalu dia bilang dapat wahyu.” “Wahyu, Yang? “Bukan Wahyu nama orang. Yey, […]

drg. Gayatri Saraswati

Pertengahan Desember ini Prawira akan menginjak usia 28. Usia yang cukup matang bagi seorang pria untuk berumah tangga. Namun, entah mengapa hingga saat ini ia belum juga memikirkan soal pasangan. Padahal jika dilihat secara ekonomi, ia cukup mapan sebab telah bekerja sebagai akuntan publik di kota Malang. Perkara wajah juga tidak ada masalah. Biarpun tidak […]

Hari-Hari Biasa di Jakarta (Bagian II)

Jakarta Pusat Derita Di Jakarta tidak ada Senin atau Selasa. Kalender mencatat semua tanggal hitam sebagai peringatan perang. Orang-orang di KRL angkat tangan desak-desakan. Buruh-buruh buru-buru tiarap di hadapan pencakar langit. Anak SMP pakai uang bayaran buku yang kurang ceban buat beli kain putih; tanda menyerah. Mengenakan kemeja putih pudar warnanya dengan kancing tak lengkap, […]

Hari-Hari Biasa di Jakarta (Bagian I)

Hari-Hari Biasa di Jakarta “Asli mana, mas?” Tanya asing basa-basi dalam bahasa Gambar serta tayangan televisi Hari ke hari Lapisan kulit baru Tumbuh di tubuhku Aku lupa bagian mana dari diriku Yang palsu Aku abaikan pertanyaan itu Menuruti anjuran Pak polisi, “Di Jakarta, jangan bicara dengan orang—atau apa saja yang—asing” Gerbong KRL panjang-panjang Gedung perkantoran […]

Dilahap Kelam

Yang Terhempas di Perjalanan  Petang itu senandung tak menggema Fragmen ingatan mulai bertamu Kau, aku, dulu saling berdarma Setiap cerita adalah temu Jantung siap meledak kapan saja Layaknya ranjau untuk serdadu Melempar nasib seumpama dadu Perjalanan sampai di titik senja  Kisah lampau kerap kali memikat Untuk yang masih bermimpi terikat. 2024. Dilahap Kelam Apa yang […]

Transaksi Banal

Empat hari menjelang pemilihan kepala daerah, aku, sebagai salah satu anggota tim sukses, sedang sibuk mencatat dan memastikan ulang peta suara. Aku lebih sering bertemu orang-orang yang dapat dipercaya, bahkan terjun ke dusun-dusun jika benar-benar perlu. Seperti yang aku lakukan saat ini.