Cerpen

Cerita pendek yang lahir dari kepala Para Penyimpang. Kadang getir, kadang lucu, kadang nggak jelas tapi tetap bikin mikir.

Di sinilah Para penyimpang mengasah diri menulis cerita fiksi dengan berbagai genre. Yang penting ori dan NYIMPANG.

Pilkades

Jam dinding masih menunjukkan pukul 5 ketika Kang Ja, begitu ia biasa disapa, sudah terlihat rapi dan wangi. Ia duduk di serambi rumahnya menikmati sarapan ubi rebus dan secangkir kopi. Tak ketinggalan pula beberapa batang kretek yang masih utuh, menunggu untuk disulut. Sebenarnya bangun pagi adalah hal yang lumrah baginya. Profesi sebagai petani membuatnya terbiasa […]

Seekor Burung di Udara

Hatiku gelisah, kengerian maut telah menimpa aku. Aku dirundung takut dan gentar, perasaan seram meliputi aku. Pikirku: ”Sekiranya aku diberi sayap seperti merpati, aku akan terbang dan mencari tempat yang tenang, bahkan aku akan lari jauh-jauh dan bermalam di padang gurun. Aku akan segera mencari tempat perlindungan terhadap angin ribut dan badai.”Mazmur 55: 6-9.

Menyusun Batu dan Bulu

Di sebelah barat antara tenggelam dan hilang. Semburat jingga melesap bersama senja. Aku duduk mempelajari keramaian bersama Cakra.  Ia terus menikmati hisapan rokok dan bongkah asapnya. Ditemani kopi, buku, dan kita. Orang-orang berjejalan pada kesepahaman dan ketidak sepahaman. Baku hantam, umpat, benci, caci maki, bunuh, dan terus melukai. Ruang bahagia terhimpit duka cita. Tawa-tawa hingga […]

Siren dan Petaka Semesta

Angin pantai bertiup lembut sore itu. Terlihat di atas karang di bibir pantai, seorang perempuan duduk sendirian. Tangannya menyilang memangku lututnya, ia menatap kosong ke lautan lepas yang tak terlihat ujungnya. Senja kemerahan yang mewarnai langit nampak seperti gambaran luka yang berdarah pada hati perempuan itu. Perasaan sedih, marah, dan kecewa bercampur aduk setelah semua […]

Tarian Ikan Kaaru

Menurutnya yang terpenting dari masa depannya adalah membersihkan akuarium itu karena akuarium dan sepasang ikan itulah yang mewarnai Kaaru dengan sisa makanan ikan dan bau amisnya yang membuat masa lalu Kaaru kotor dan tampak buram.

Ruang Imaji (Sebuah Usaha Memeluk Pikiran)

Malam ini, aku ingin sekali membaringkan tubuh lelahku bersama dengan harapan. Membawanya menepi sejenak—untuk selanjutnya kembali bergerak. Namun, hujan bertambah lebat, membawaku semakin larut dalam khayalanku tentang indahnya kehidupan. Tiba-tiba kantuk pun hadir; mendatangkan perpaduan antara realitas dan fiksionalitas. Alih-alih fokus, kantuk mengantarkanku pada kemungkinan lain yang semakin meluas. Realitas hadir samar-samar, tidak tertuju pada […]