Hantu Bangun Tidur
Sesekali boleh menye-menye
Cerita pendek yang lahir dari kepala Para Penyimpang. Kadang getir, kadang lucu, kadang nggak jelas tapi tetap bikin mikir.
Di sinilah Para penyimpang mengasah diri menulis cerita fiksi dengan berbagai genre. Yang penting ori dan NYIMPANG.
Saya menghapus jejak para baron di tubuh saya: yang membabat habis sebagian besar hidup saya sampai tak tersisa apa-apa. Tidak ada apa-apa lagi di tubuh saya, terlebih lahan buat menyemai benih. Matahari membakar beberapa batang pohon karet yang masih melekat di perut dan tangan saya setelah memuntahkan getahnya semalam. Saya lalu menyulut beberapa helai ganja […]
* Balai Desa Sukanalar geger. Pagi-pagi sudah terjadi keributan, atau lebih tepatnya unjuk rasa. “Kang Turah sesat, murtad! Dia harus pergi dari kampung ini!” seru para warga yang demo di depan Balai Desa. Tidak jelas siapa yang memimpin, namun Jumat pagi itu telah berkumpul sekitar 50 orang yang berunjuk rasa. Dan yang menjadi obyek tuntutan […]
Ada tetangga bilang,“Ayah adalah sosok lelaki yang hanya bisa bersembunyi di balik ketiak istri,”
Seekor lintah pernah hinggap di leher saya setelah saya bermain di rawa. Saya bergidik geli sambil mencoba melepaskan hisapannya. Saya menangis dan Ibu menaburi garam sampai lintah itu mati mengering kehabisan lendirnya.
Aleh duduk bersila di pinggiran kolam ikan mujair sambil melempar pakan dan cengar-cengir sendiri. Ratusan kepala ikan mujair berukuran siap panen dan gemuk-gemuk itu cuap-cuap dan saling tindih di permukaan kolam berebut jatah makan. Meskipun pandangan Aleh memang lurus menatap ikan-ikan yang ia rawat dengan penuh perhatian, namun yang muncul dalam penglihatannya adalah segambar wajah […]
Jam dinding masih menunjukkan pukul 5 ketika Kang Ja, begitu ia biasa disapa, sudah terlihat rapi dan wangi. Ia duduk di serambi rumahnya menikmati sarapan ubi rebus dan secangkir kopi. Tak ketinggalan pula beberapa batang kretek yang masih utuh, menunggu untuk disulut. Sebenarnya bangun pagi adalah hal yang lumrah baginya. Profesi sebagai petani membuatnya terbiasa […]
Waktu lututnya terjatuh pada butir-butir pasir, barulah ia sadar sudah tersesat begitu jauh dari rumah.
Hatiku gelisah, kengerian maut telah menimpa aku. Aku dirundung takut dan gentar, perasaan seram meliputi aku. Pikirku: ”Sekiranya aku diberi sayap seperti merpati, aku akan terbang dan mencari tempat yang tenang, bahkan aku akan lari jauh-jauh dan bermalam di padang gurun. Aku akan segera mencari tempat perlindungan terhadap angin ribut dan badai.”Mazmur 55: 6-9.
Di sebelah barat antara tenggelam dan hilang. Semburat jingga melesap bersama senja. Aku duduk mempelajari keramaian bersama Cakra. Ia terus menikmati hisapan rokok dan bongkah asapnya. Ditemani kopi, buku, dan kita. Orang-orang berjejalan pada kesepahaman dan ketidak sepahaman. Baku hantam, umpat, benci, caci maki, bunuh, dan terus melukai. Ruang bahagia terhimpit duka cita. Tawa-tawa hingga […]
Bareng-bareng kita berkarya dan saling berbagi info nongkrong di grup whatsap kami.