Cirebon, 2003
Di antara aroma batagor dan kenangan yang mengendap, ia kembali ke meja makan yang hanya tersisa dalam ingatan, tempat ibu dan dirinya yang kecil masih setia menunggu cerita yang belum sempat usai.
Cerita pendek yang lahir dari kepala Para Penyimpang. Kadang getir, kadang lucu, kadang nggak jelas tapi tetap bikin mikir.
Di sinilah Para penyimpang mengasah diri menulis cerita fiksi dengan berbagai genre. Yang penting ori dan NYIMPANG.
Di antara aroma batagor dan kenangan yang mengendap, ia kembali ke meja makan yang hanya tersisa dalam ingatan, tempat ibu dan dirinya yang kecil masih setia menunggu cerita yang belum sempat usai.

Seorang anak bertekad tarawih di saf depan, tetapi godaan gorengan di rumah menguji kekhusyukannya.

Berburu es buah favorit untuk buka puasa ternyata membawa ke kejutan yang tak terduga.

Keingintahuan yang membara membawanya ke batas tipis antara keyakinan dan godaan.

Perjalanan sembilan remaja ke desa seberang untuk menonton layar tancap berubah menjadi pengalaman tak terduga yang menguji keberanian dan batas realitas mereka.

Setelah seharian bekerja, Neng terlibat percakapan tak terduga dengan dampal kakinya—penuh keluhan, humor, dan ironi.

Seorang pendatang baru yang canggung diajak ikut ronda malam. Tanpa diduga, ia menemukan kehangatan di antara para warga. Tebak-tebakan absurd pun menjadi pemecah suasana.

Sebuah kisah absurd tentang Budi, pria yang berjuang melawan realitas dan kesepian dengan imajinasi liar, hingga sahabat lamanya menyaksikan kewarasannya yang hilang.

Di Samudera Nusantara, hukum digadang-gadang adil, tetapi ikan-ikan kecil segera dihukum sementara si hiu besar terus merajalela, hingga keberanian seekor ikan badut mengguncang tatanan yang timpang.

