Lukisan di Seberang Jalan
Kuas, kanvas, dan kehilangan
Cerita pendek yang lahir dari kepala Para Penyimpang. Kadang getir, kadang lucu, kadang nggak jelas tapi tetap bikin mikir.
Di sinilah Para penyimpang mengasah diri menulis cerita fiksi dengan berbagai genre. Yang penting ori dan NYIMPANG.

Aku sudah bermimpi menjadi seorang ibu sejak aku masih berada di sekolah dasar. Seorang ibu yang dapat menggendong anaknya, lalu menemaninya berangkat ke sekolah saat sudah waktunya. Kini, jangankan menggendong anakku sendiri, hamil saja aku belum bisa.


Sore itu, langit cukup kelabu. Seorang wanita berdiri kaku di depan gerbang rumah tua dengan desain arsitektur kolonial Belanda di Jalan Cipaganti, Bandung. Kedua jemarinya bergetar menggenggam surat yang disertai amplop merah. Wanita itu bernama Diana, berusia 32 tahun, seorang penulis novel, tinggal di Jakarta. Surat yang berada di genggamannya tertulis atas nama seorang laki-laki […]

Sore itu, istriku masih menangis. ia masih tak mau makan. Ada sayur daun singkong di meja. Itu makanan favoritnya padahal, tapi ia masih diam saja. Ia mungkin terkejut waktu dokter menyimpulkan sakitnya. Sakit orang kaya.

“Aku tidak menghendaki anak darimu, Dik.”“Kenapa, Mas? Sebab aku mantan pelacur?”

Lalaki curiga pamajikanana salingkuh, nepi ka nuturkeun nyumput-nyumput.


Di dalam, semua barang masih ada di tempatnya, kecuali satu hal—sosok yang seharusnya ada di sana.

Seorang lelaki misterius membantu Hana Mencari Kata Terakhir.
