Karya

Bagaimana membaca “semangat zaman” kiwari?

Tentu saja melalui isi kepala dan keresahan dibentuk menjadi karya-karya seni. Di sinilah Para Penyimpang mendokumentasikan seanagt-zaman mereka.

Entah itu tulisan, visual, audio, atau bentuk-bentuk lain yang belum punya nama. Di sini kami berkarya tanpa banyak aturan—asal jujur, berdaya, dan bikin mikir (atau minimal bikin senyum sendiri).

Salma Berkenalan dengan Siti Sarah dan Siti Hajar

“Ayah, Aki itu istrinya banyak, ya?”  tanya Salma sambil terus mengenyot botol dot berisi susu bendera cokelat. Salma tidak bisa berhenti bicara, semua hal selalu ia tanyakan sepanjang hari pada orang-orang di sekitarnya. Sekarang sudah waktunya tidur, dan Salma masih sibuk bertanya-tanya pada Ayahnya. Ayahnya sudah bosan dan tangannya mulai pegal karena Salma menjadikannya bantal. […]

Televisi yang Menyala hingga Larut Malam

Jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Bapak sudah mendengkur keras hingga dengkurannya mengalahkan suara kipas angin buluk. Ibu pun sudah menyusulnya terlelap ke alam mimpi. Sedangkan, aku masih terjaga menonton TV, menunggu suara “Bioskop Trans TV akan segera dimulai” menggema. Aku tersenyum kecil acap kali intro itu muncul, karena terdengar seperti mantra yang menandakan bahwa malam […]

Di Batas Patah Hati

Saat pulang kerja, Arimbi melihat awan mendung bagai perut keledai. Angin berhembus kencang menggoyang nyiur, dan udara turun mengusir panas yang akrab dengan kota ini. Arimbi berjalan melewati gerbang dan bertegur sapa dengan seorang satpam berperut luncai. Hari ini Arimbi tak membawa kendaraan jadi terpaksa ia mesti menunggu bis di halte. Setiba di halte hujan […]

Menyoal Tuhan dan Puisi-Puisi Lainnya

YANG KUTAHU   aku tak tahu bagaimana menulis yang ku tahu aksara adalah aku aku tak tahu bagaimana menulis yang ku tahu metafora tak lagi kaku aku tak tahu bagaimana menulis yang ku tahu diksi melirih pelan aku tak tahu bagaimana menulis setengah tinta yang aku hidup   Purwokerto, 4 Februari 2020     BUKAN […]

Kisah Cinta Sri-Mulyono: Malam Pertama APBN

Bagian sebelumnya baca di sini.   “Badanmu kurus terus.” kataku meledeknya sambil menggodanya bercanda “Tunggu kiris?” katanya sendiri Dia hanya tertawa, dan dari ujung-ujung bibirnya, garis senyumnya menggandakan kulit yang sudah keriput itu, tapi oh tampannya masih ada. “Aku kan sudah bilang, kalau mau pergi bekerja kamu harus pakai masker, tahi kayunya masuk lewat hidungmu […]

Twin Flame II: Antar Negara

“Aku mau telepon kamu, apa ada waktu?” pesan WhatsApp dari Edwin membuatku mengernyitkan kening. “Oke, silakan, anytime,” jawabku Tumben banget Edwin minta waktu untuk berbicara denganku. Setahuku cowok itu sibuk luar biasa. Ya, aku juga sibuk sih, apalagi ini November 2025, aku kebagian banyak projek pemerintah. Riwayat pertemananku dengan Edwin tergolong lama dan bisa awet […]

Tak Ada Badak di Rumahku

Seekor badak tidak mengetahui kalau dirinya adalah badak. Kalau badak itu diberi nama Handoko, ia tak akan tiba-tiba mengenalkan dirinya sebagai Handoko ke rekan-rekan sesama badak. Badak tidak butuh nama. Tidak perlu identitas. Bahkan bila ia, barangkali karena peristiwa mutasi genetik ala X-Men, punya kemampuan bicara bahasa manusia. Di Ragunan, aku kenal seekor badak yang […]

Cara Cepat jadi Polisi dan Puisi Lainnya

Tidak Ada Kabar Baik   Tidak ada kabar baik Kabar-kabar buruk menumpuk seperti ribuan surat dari negeri jauh. Negara cuma tuan yang pandai membariskan polisi dan tentara.   Seorang kawan berpulang, ia terlalu baik buat negara yang bangsat   Esok barangkali giliran aku, kau, & kita tidak pernah ada yang tahu, tidak pernah.   Hidupmu […]