Bahlil dan Para Cukong: Sejoli Penyamun Raja Ampat
Apa gunanya pertumbuhan ekonomi jika di saat yang sama bencana ekologis mengintai, dipicu oleh aktivitas pertambangan yang tak terkendali?
Kolom ini berisikan esai opini mengenai kejadian-kejadian terkini dan personal. Ditulis sesantai yang kami mampu, seserius yang kami bisa.
Harapannya, suatu hari nanti kita bisa melihat kembali bagaimana kita mencatat peristiwa-peristiwa yang telah lewat.
Apa gunanya pertumbuhan ekonomi jika di saat yang sama bencana ekologis mengintai, dipicu oleh aktivitas pertambangan yang tak terkendali?

Lalu mereka membawa semua itu ke dalam pernikahan, berharap pasangan bisa menyembuhkannya.

Kementerian Kebudayaan di bawah komando ngab-ngab tidak berbudaya alias Fadli Zon(k) ini seolah bergerak tanpa kenal tidur (read: abang-abangan sok nocturnal) membangun sebuah mega proyek: penulisan ulang sejarah “resmi” Indonesia.

Saya sepenuhnya setuju kalau ada yang bilang kata-kata adalah senjata.

Pada akhirnya ibu itu menyusui di toilet meskipun aku nggak tahu siapa yang pertama kali berpikir itu ide yang bagus? tapi nya kumaha deui, sok?!

Sekarang, rasanya seperti mencabut duri dari daging sendiri. Menyakitkan, melelahkan, tapi harus dilakukan.

Kulari ke pantai, kemudian kupinjol. Kulari ke hutan, kemudian digigit ular. Kita journaling, tapi sambil ngecek likes. Kita liburan, tapi berutang demi terlihat aesthetic.

Ketika perusahaan bersikap sewenang-wenang, negara harus hadir! Negara sewenang-wenang, Pemprov bantu! Kalau udah gak bisa bantu, semua masyarakat bersatu!

Di dunia yang patriarki abiez ini, omongan "Kemarin aku liat setan" lebih dipercaya daripada "Kemarin aku kena pelecehan."

Lingkungan dalam kapitalisme bukanlah entitas suci yang dihormati demi dirinya sendiri. Ia adalah sumber daya: sesuatu yang harus diekstraksi, dikelola, dan jika perlu, direstorasi.
