Esai

Kolom ini berisikan esai opini mengenai kejadian-kejadian terkini dan personal. Ditulis sesantai yang kami mampu, seserius yang kami bisa.

Harapannya, suatu hari nanti kita bisa melihat kembali bagaimana kita mencatat peristiwa-peristiwa yang telah lewat.

Tentang Kasih Sayang Orang Tua yang Sepanjang Masa

Kasih orang tua memang tidak bisa dibayar lunas seperti membeli permen. Khususnya ibu. Sampai-sampai ada lagu, kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi tak harap kembali. Itulah lagunya, yang untungnya saya gak usah nyanyi karena ini bukan spotify. Maklum, bakat menyanyi saya agaknya… ah sudahlah. Beberapa film menyadarkan saya hal ini. Padahal, […]

Fake Account: Deindividuasi dan Melemahnya Nyali dalam Anonimitas

Masih soal Instagram dan medsos, sebenarnya saya lebih suka main blog, karena tampilannya lebih oke aja gitu. Semacam, lebih asik buat diapa-apain. Tapi karena ribet dan saya gak seleluasa dulu waktunya, jadi ya udah sangat terbengkalai dan lebih sering scroll IG atau bertempur di Land of Dawn. Nah, ketika IG saya sudah gak di-privasi, mulailah […]

Antara Pergaulan Luas dan Pergaulan Bebas

Waktu itu, gue pernah dibilang sama sepupu “Kamu mah di Bandung pergaulan bebas, sih.” karena gue lepas jilbab dan ngerokok. Ya tapi gue juga gak banyak cingcong, sih. Toh, gue ngerti banget akses dia ke pergaulan yang terbuka gak ada, pendidikan juga B aja, agama fanatis dan nelen mentah-mentah doktrin, menganggap diri paling iye dan […]

Jadilah Tuan atas Pikiran dan Perasaanmu: Kiat agar Overthinking Minggat.

Apa yang paling membuat hidup menderita? Jawabanya tidak ada. Mungkin sekilas seperti menentang takdir. Apalagi buat orang-orang yang sudah mengalami pahit-manis kehidupan, atau mereka sering menyebut dirinya yang “berpengalaman” pasti mengira jika tulisanku ini hiburan sesaat teruntuk yang menderita. Tapi tunggu, terlepas dari apa anggapanmu tentang yang aku tulis ini. Bahwa pada dasarnya, kehidupan dan […]

Lulus dari Pesantren, Saya Kaget dengan Pergaulan di Luar Pondok

Kebiasaan terpisah dari lawan jenis di pesantren selama enam tahun—dalam konteks ini dengan teman perempuan, menjadikan keadaan berkerudung dan tidak bersentuhan fisik dianggap sebagai hal yang paling aman dan wajar, alhasil saya tidak terbiasa untuk bersinggungan langsung secara kontak fisik dan selalu merasa gugup melihat teman perempuan yang tidak menggunakan kerudung. Mungkin bagi sudut pandang lain, agama contohnya, hal ini disebut kebaikan. Tapi justru di sini masalah yang mesti saya hadapi ketika kuliah.

Komunikasi Sepenting Minum Air Putih Bangun Tidur

Komunikasi kalau kata Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) itu pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Nah, berarti ada 2 pihak atau lebih untuk menjadi satu kesepahaman. Namun bagaimana jika rambut boleh sama-sama hitam tetapi isi kepala berbeda-beda, entah mulai dari cara berpikir, karakternya, pendidikannya, […]

Alasan Menjadi WNI adalah Nasib Terburuk Saya

Sejak lahir, saya memiliki hak untuk memilih apa yang saya yakini, saya memiliki hak untuk membuat pilihan, dan menentukan jalan mana yang akan saya tempuh buat mencapai tujuan saya. Selama hal itu tidak menyakiti orang lain, saya memiliki hak penuh akan keputusan-keputusan dalam hidup saya sendiri. Saya lupa baca buku siapa, tapi yang saya ingat […]

Yakin RKUHP Lebih Reformatif? #SemuaBisaKena #MosiTidakPercaya

Yang di Atas bilang pasal terbaru lebih reformatif daripada yang sebelumnya yang sifatnya lebih ortodoks. Hehe. Pengen ketawa dulu sebelum saya dilaporkan sama pemerintah yang tiba-tiba baca nyimpang.com padahal, saya kan cuma bilang hehe aja. Memang, ada yang salah? Iya deh gue mah napas aja salah. Saya tuh udah lama gak ngikutin berita-berita gini, tapi […]