Esai

Kolom ini berisikan esai opini mengenai kejadian-kejadian terkini dan personal. Ditulis sesantai yang kami mampu, seserius yang kami bisa.

Harapannya, suatu hari nanti kita bisa melihat kembali bagaimana kita mencatat peristiwa-peristiwa yang telah lewat.

Yang Patut Kita Pelajari dari Ha-Kyoon

11 November kemarin, Ha-Kyoon menunaikan ibadah tournya di Hexa. Never Ending Tour merupakan rangkaian project yang Ha-Kyoon garap. Anyway, Ha-Kyoon ini memang orang Korea ya, teman-teman. Cuman, dia dibesarkan di Prancis (dari kecil). Saya dan Farid bertanya beberapa hal soal jejak kekaryaan Ha-Kyoon ini. Arin: Ha-Kyoon, ceritain dong soal ketertarikan kamu sama seni! atau awal […]

Prinsip Paling Berharga yang Bapak Wariskan

Menulis cerita tentang keinginan-keinginan masa kecil tempo hari mengingatkan saya pada Bapak, terutama mengenai prinsipnya dalam mendidik anak-anaknya, ya termasuk saya. Rasanya mustahil saya bisa seperti sekarang ini tanpa pendidikan karakter yang ditanamkannya. Dan saya kira sampeyan semua juga merasakan hal yang sama. Kapan hari itu saya ceritakan bagaimana Bapak sangat menomorsatukan keperluan buku-buku dan […]

Tentang Keinginan-Keinginan Masa Kecil

Bagi sebagian besar baby boomers generation, keinginan yang tak terwujud di masa kecil adalah hal yang umum. Sebab zamannya memang begitu, masa ketika baby boomers lahir dan tumbuh bisa dikatakan sebagai masa-masa sulit.   Ada yang di masa kecilnya gak sempat merasakan rekreasi, ada yang ndak pernah ngerasain makan di McD atau KFC. Ada yang […]

Ultra Disc, Harika Music, Gorila, dan Semua Pemasok Film yang Saya Hormati

Belakangan ini, entah kenapa saya seperti sedang ingin menonton ulang film yang sudah pernah saya tonton, meskipun kerjaan saya memang mengulang-ngulang film. Tapi, rasanya saya ingin menonton film yang dulu saya tonton waktu saya belum bisa berpikir seperti sekarang (singkatnya: can hideng). Alih-alih menulis resensi film, saya justru lebih tertarik mengingat proses saya mengenal sebuah […]

Yang Mungkin Bisa Kita Sadari dari Konflik Israel-Palestina

Buat saya, semua tulisan terkait hal tersebut rasanya terlalu kompleks: banyak pihak yang terlibat dan banyak pokok perkara yang mengakar seperti etnis, sejarah panjang penyebaran agama Samawi, kepercayaan penuh terhadap kitab-kitab yang dianggap suci dan kental dengan rasisme serta superioritas, perebutan wilayah kekuasaan dengan peristiwa tumpah-darah, jangan lupa pasokan minyak, ekspor-impor senjata, dan jalur perdagangan Timur Tengah dan hal lain yang tidak bisa saya tampung dengan baik.

Belajar Mengakui Kesalahan dari Siswa PKBM

Dari beberapa teladan buruk tokoh publik tersebut, saya kok merasa bahwa murid-murid PLS saya lebih baik, ya? Mereka mampu berbesar hati mengakui kesalahan dan menerima segala konsekuensi dari kesalahan tersebut. Tentang kebesaran hati ini saya jadi curiga, jangan-jangan semakin besar jabatan seseorang, maka hatinya semakin mengecil. Semoga saja tidak.