Esai

Kolom ini berisikan esai opini mengenai kejadian-kejadian terkini dan personal. Ditulis sesantai yang kami mampu, seserius yang kami bisa.

Harapannya, suatu hari nanti kita bisa melihat kembali bagaimana kita mencatat peristiwa-peristiwa yang telah lewat.

Mengapa Tidak Belanja Baju: Langkah Menuju Ekofeminisme

Sebetulnya saya jarang belanja. Selain karena uang saya habis di rokok, saya juga lebih senang jajan makanan daripada pakaian. Lagian, ayolah saya gak ngerti brand dan fashion. Kalaupun Yulita -si paling ngerti fashion- bilang "Wih, tas mahal nih." "Wih, baju branded nih," ke saya, percayalah: semua barang mahal yang saya pakai itu pemberian pasangan saya.

Wahai Zeus, Turunkanlah Barakah Petirmu

Saat mencari hiburan di situs film gratisan yang diterjemahkan Lebah Ganteng, biasanya kita bakal menemukan tawaran manis judi online. Iklan-iklan sejenis itu muncul dengan frekuensi yang tinggi pada bar mesin pencarian kita. Kalau lagi apes, pasti selalu muncul lagi ketika menekan tombol play di filmnya dan malah digiring ke situs judinya langsung pula!   Judi online […]

All Eyes on Papua: Jakarta Perlu Belajar Kata Cukup!

Disebarluaskan lebih dari tiga juta kali per Kamis (6/6), story, postingan, dan wacana dengan tagar All Eyes on Papua berisi ajakan mendukung masyarakat adat Suku Awyu di Boven Digoel—kabupaten dengan laju deforestasi tertinggi di Papua–mengusir setan mana pun yang merebut tanah mereka atas nama pembangunan. All Eyes on Papua berfokus pada konflik agraria di komunitas […]

Tapera: Topping Mencurigakan dalam Roti Tangkup Kita 

Tapera atau Tabungan Perumahan Rakyat yang lagi ramai dibicarakan, adalah sebuah Rancangan Undang-Undang yang pada mulanya diharapkan menjadi solusi krisis perumahan yang menghantui jutaan pekerja yang notabene generasi roti lapis di Indonesia. Program ini dirancang untuk memberikan akses kepemilikan rumah yang layak dan terjangkau bagi para pekerja.  Namun, sejak peluncurannya, semua orang langsung meresponsnya dengan […]

More posts