Sebagai seorang manusia, tentu mengeluh merupakan hal yang alamiah. Apalagi bagi kalau di usia beranjak dewasa yang sedang penyakit quarter life crisis. Contohnya seperti yang sedang baca tulisan ini. Hehe. Tak apa, manusia memang berhak mengeluh, kok.
Namun biasanya keluhan yang keluar dari status wa, instagram ataupun twitter isinya hanya sambatan belaka,kan. Nah disini, aku mau ngasih tips supaya keluhanmu menjadi elegan dengan rebahan. Mau tahu? Beli di pasar. Kalau mau baca, ya lanjutkan.
Kerap kita mengeluhkan tentang segala hal yang ada. Baik di dalam ataupun di luar diri kita. Contohnya,
kita mengeluhkan diri kita kenapa memiliki nasib yang seperti ini? Pengangguran dan tak berpenghasilan. Bisa juga gundah, gimana caranya menjadi seorang manusia yang memiliki karir yang mulus. Sedangkan skills yang kita miliki hanya segitu-segitu aja. Jika contoh dari luar diri kita, biasanya menyalahkan pemerintah, sistem kapitalisme, enggak punya orang dalam serta relasi yang minim.
Sekali lagi, tak apa. Kamu berhak mengeluh. Namun, perlu kamu sadari bahwa enggak semua orang akan peduli terhadap keluhanmu. Jika pun ada, itu sangat minim. Keluhanmu di media sosial hanya akan menjadi jejak digital yang cringe. Mungkin bagi dirimu di masa depan.
Tentu kita tidak akan tahu masa depan itu seperti apa. Tapi perlu diingat, jejak digital yang kita ketik hari ini, pun. Kita tak akan tahu di masa depan seperti apa. Jadi kalau kata program televisi kala itu, waspadalah.
Disini, saya hanya ingin memberikan rekomendasi bagi temen-temen yang sering mengeluh untuk menjadikan media sosial sebagai tempat berekspresi dengan guyon dalam menjalani hidup. Meski hidup itu berat.
Ah lama, jadi gimana sih intinya? Gausah bertele-tele, deh. Langsung ke intinya aja. Pasti itu yang ada di pikiranmu kan? Hehe. Sabar. Menghadapi tulisan yang singkat saja kamu ngga bisa, apalagi menghadapi ujian di dunia. Hehe
Karena aku orangnya sangat pengertian, aku langsung kasih tipsnya aja, deh. Misal, ketika temen-temen sedang mengalami masalah ataupun overthinking, maka buatlah keluhan yang absurd. Keluhan temen-temen harus tidak biasa seperti pada umumnya orang-orang mengeluh. Siapa tahu keluhan absurdmu jika dikumpulkan bisa dijadiin buku. Lumayan, kan. Hehe.
Aku kasih contoh beberapa keluhan absurd, deh. Begini:
– Jika hidupmu berat, ya pantes. Soalnya kehidupanmu diangkat, bukan dijinjing.
– Hari ini mungkin aku pengangguran, tapi kalau besok, sama aja. Beda harinya aja.
– Kalau wakil rakyat tidak bisa hadir, boleh saya wakilkan? soalnya aku ngga ada kerjaan
– Aduh, helmku ilang. Untung ngga sama ingatannya.
– Dasar teman laknat, masa rokok sebungkusku habis. Padahal ditinggal ke kamar mandi sebentar. Gapapa, beli lagi aja. Kan masih ada akulaku.
Kira-kira itulah beberapa contoh untuk mengubah status keluhanmu dari yang norak menjadi elegan. Hehe. Kalau ga sepakat, gapapa. Kan ini mah bukan kesepakatan. Wkwk.