Ketika kita menatap bintang-bintang, kita sebenarnya sedang melihat masa lalu. Cahaya bintang-bintang itu telah menempuh perjalanan ribuan, bahkan jutaan tahun, sebelum akhirnya mencapai mata kita.
Cahaya adalah mesin waktu alami. Jika sebuah bintang berjarak 50 tahun cahaya dari kita, cahaya yang kita lihat hari ini adalah cahaya yang meninggalkan bintang itu 50 tahun lalu. Jadi, yang kita saksikan bukanlah kondisi bintang saat ini, melainkan potret masa lalunya.
Pikiran ini membawa kita pada pertanyaan yang menarik: apakah momen-momen di Bumi juga meninggalkan jejak cahaya yang bisa dilihat dari kejauhan?
Bumi memang tidak bersinar seperti bintang, tetapi ia memantulkan cahaya Matahari. Cahaya yang memantul dari permukaan Bumi membawa informasi tentang planet kita—warnanya, bentuknya, bahkan aktivitas yang terjadi di atasnya.
Bayangkan, seorang ayah 20 tahun lalu mengantar anaknya ke sekolah di pagi hari. Momen itu, yang terekam oleh cahaya, kini berada 20 tahun cahaya jauhnya dari Bumi, terus menjauh melintasi ruang angkasa. Apa yang telah hilang dari pandangan kita di Bumi sebenarnya tetap ada, hanya saja kini berada di tempat yang jauh di sana.
Konsep bahwa setiap momen kehidupan kita meninggalkan jejak di alam semesta memberi makna pada keberadaan kita. Bahwa setiap tawa, setiap langkah, setiap pelukan—semua itu meninggalkan jejak kecil dalam kosmos, seolah-olah alam semesta menjadi saksi bagi kehidupan kita.
Saya mungkin tidak bisa melihat kembali cahaya masa lalu itu, tetapi kenangan tentang ayah saya adalah cahaya yang tetap hidup dalam hati saya. Setiap kali saya mengingatnya, saya seperti melihat potret kecil dari masa lalu—rekaman yang tak memudar meski waktu terus berjalan.
Salah satu kenangan yang paling sering saya ingat adalah momen ketika ayah mengantar saya ke sekolah. Wajahnya yang hangat, obrolan ringan di sepanjang perjalanan, dan senyumnya ketika berpamitan—semua itu seperti cahaya yang menerangi kenangan saya, bahkan setelah dua dekade berlalu sejak kepergiannya.
Mungkin suatu hari nanti, teknologi akan memungkinkan kita untuk benar-benar menangkap cahaya masa lalu. Mungkin kita akan bisa melihat kembali momen-momen yang kita kira telah hilang. Mungkin saja.
Namun hingga saat itu tiba, kita masih memiliki kenangan—sebuah cahaya yang selalu menyinari jalan kita, menghubungkan kita dengan masa lalu, dan memberi makna pada masa kini.
Karena, pada akhirnya, semua yang kita cintai, semua yang pernah kita lalui, adalah bagian dari cahaya yang terus bergerak, membawa cerita kita melintasi bintang-bintang.