Selama ini kita berperang dengan virus yang tidak bisa kita lihat keberadaannya secara kasat mata. Pemerintah mengambil kebijakan untuk PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), mulai dari kegiatan belajar mengajar hingga melakukan pekerjaan dilakukan dari rumah. Sebagian orang pasti merasa bosan selama di rumah.
Setiap hari yang mereka lakukan hanya itu-itu saja dan hanya bertemu dengan orang-orang rumah. Namun bagi Sebagian orang ada yang merasa lebih nyaman melakukan semua kegiatan dari rumah, ini menjadi sebuah kemenangan bagi mereka yang tidak suka bersosialisasi.
Mereka justru senang tinggal berlama-lama di rumah. Bahasa gaulnya yaitu “nolep” atau “No Life” beberapa orang menggunakan kata ini untuk mengungkapkan bahwa diri mereka itu jarang bersosialisasi dengan orang lain atau bahkan tidak memiliki teman.
Faktanya orang yang anti sosial itu tidak semua orang yang introvert, begitupun sebaliknya. Orang yang introvert dan orang yang anti sosial ternyata berbeda. Orang yang introvert lebih suka menyendiri dan Lelah berada di lingkungan yang ramai atau banyak orang.
Namun, orang yang anti sosial adalah mereka yang tidak memiliki rasa simpati terhadap orang lain. Apa lagi selama pandemi ini beberapa orang malah merasa nyaman melakukan semuanya sendiri, dia menjadi terbiasa dengan hal itu dan malah menjadi takut untuk bersosialisasi dengan orang lain. ini menjadi salah satu masalah baru yang muncul akibat PSBB. Hal ini cukup bahaya jika orang yang anti sosial tidak mau keluar dari zona nyamannya.
Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa hidup sendiri, bersosialisasi penting untuk meningkatkan pemikiran yang positif . kita juga harus pandai-pandai memilih lingkungan yang baik, karena lingkungan yang buruk juga akan berpengaruh terhadap diri kita sendiri. Apa lagi di usia yang masih muda seperti pelajar sosialisasi itu sangat penting.
Saya ambil contoh dari diri saya sendiri, setiap kali ada tamu yang datang pasti saya langsung buru-buru untuk masuk ke kamar. Rasanya tidak nyaman saja ketika ada tamu yang datang kerumah. Apa lagi di saat pandemi seperti ini saya jadi parno-an untuk bertemu orang lain.
Akhirnya hingga tamu itu pulang saya tetap berada di kamar. Saya lebih memilih untuk berdiam di kamar daripada ikut nimbrung dengan tamu. Beberapa tamu yang datang pasti teman dari orang tua saya , makannya saya lebih memilih untuk sembunyi saja di dalam kamar.
Bersosialisasi kadang membuat kita merasa tidak nyaman, namun berusahalah untuk tetap melakukan kegiatan itu agar kita mendapat energi positif dari orang sekitar.Untuk itu saya memberikan beberapa tips untuk pembaca agar tidak menjadi anti sosial sosial club di kala pandemi.
- Tetap bersosialisasi walaupun tidak secara langsung
Seperti saat ini karena di wajibkan untuk menjaga jarak kita tetap bisa menjalin hubungan dengan orang lain, dengan cara menggunakan sarana komunikasi . teknologi semakin berkembang dan kita bisa memanfaatkan ini untuk “keep in touch” dengan teman-teman, keluarga ataupun rekan kerja.
- Jangan selalu berada di zona nyaman
Memang selama pandemi membuat kita merasa nyaman melakukan segalanya sendirian, kita bisa mengembangkan keterampilan, melakukan apapun yang kita suka dan hal ini pasti membuat kita terbiasa dan nyaman. Namun, jangan jadikan ini sebagai salah satu masalah kita menjadi takut dan tidak ada antusias lagi untuk bersosialisasi.
- Kesadaran dari diri sendiri
Kita harus sadar dan memahami situasi saat ini. Dimana kita memang dibatasi dalam melakukan kegiatan sosial. Namun, jika sudah bisa melakukan aktivitas seperti biasa kita harus mampu menyesuaikan situasinya Kembali. Dan jangan sampai terlalu merasa nyaman di satu lingkaran hingga enggan keluar dari lingkaran tersebut.
Ini menjadi tamparan keras untuk saya sendiri, hal-hal sepele memang akan berdampak pada diri kita sendiri. Namun, kebiasaan seperti itu dapat kita ubah. Mengubahnya juga dengan membiasakan diri untuk senantiasa bersosialisasi dengan orang lain. intinya kita harus bisa cepat beradaptasi dengan lingkungan dan keadaan sekitar.