Aku Menolak Melewatinya seperti Sinta

Arini

Teriakan cekcok orang kuikuti sampai buntu menemui aku.

Hantu yang Memainkan Lampu Kamarmu

mungkin aku bakal jadi hantu yang memainkan lampu kamarmu
mencari-cari perhatian supaya aku dapat kau temukan
pada pintu yang berderit dan dingin di ujung kaki yang selimutnya kau tarik sampai menggumpal di lenganmu yang tak kekar cenderung biasa saja

aku bakal merapal doa-doa dan mantra yang tak lagi berguna tapi setidaknya aku berupaya

Aku Menolak Melewatinya seperti Sinta

hari itu hujan mengekang dan sebilah api muncul dari balik jalan, aku menolak melewatinya seperti Sinta

aku berlari ke jalan-jalan sempit karena badai dan tsunami siap menggulungku

teriakan cekcok orang kuikuti sampai buntu menemui aku, lalu aku mendongak dan kutemukan tempat persembunyian kita di pangkuan Tuhan-Tuhan

Teralis jendela dan patung Buddha di baliknya: hei itu kamar kita!

Aku diselamatkan entah dewa atau apa

yang warnanya seperti matamu:

aku melihat hantu kita berdua di sana.

aku mengingat lantas kau tak di sini dan aku berfoto, tapi tak bisa kubawa kembali ke tempat terakhir aku terbaring

Aku Menjemput Sebagian Besar Diriku yang Hilang dan Dihancurkan di Sini

aku menjemput sebagian besar diriku yang hilang dan dihancurkan di sini

bising, bising sekali kudengar hantu dalam diriku mengaum

beberapa aku mungkin masih terbaring

mencari-cari di mana kujatuhkan diri sendiri terakhir kali

di jalan pulang menuju rumah lama yang sudah bukan milik kami berdua

aku tak ingat kapan terakhir pulang dan setelahnya tak ada yang disebut rumah sebab masing-masing kami mungkin meninggalkan sebagian diri di ruang-ruang di tempat itu.

aku berlari dan menanggalkan segalanya

Menulis puisi, prosa, melukis, dan bermusik tipis-tipis. Bukunya sudah 3, As Blue As You (2022), Jayanti (2023), Notes of The Lost Sheep (2024). Buku ke-empat proses diterbitkan. Suka pamer dan suka bikin pameran.

Related Post

No comments

Leave a Comment