Bul, Bul. Lagi hangat-hangatnya nih Sebul jadi perbincangan dan saling lempar tulisan dari berbagai komunitas literasi Purwakarta dan sekitarnya untuk sapa-sindir-tampar tulisanmu “Babak Baru: Sastra Purwakarta Mau Gitu-Gitu Aja?”
Baru dua hari yang lalu saat saya mengikuti perkembangan tulisan teman-teman soal kamu, dalam snap Whatsapp Bang Farid tercantum nama saya untuk bursa yang masuk “arena”. Saat itu juga saya bergumam: “Aing kudu ngomong naonnya soal si Sebul?”
Baiqlah, sebagai orang yang baru gabung dalam Royal Rumble pembahasan Literasi di Purwakarta izinkan saya untuk gabung dengan kendaraan Cakrawala LIterasi.
Jadi begini… sebagai komunitas yang baru lahir, Sebul berusaha buat ngepret kita seputar literasi di Purwakarta yang gitu-gitu aja, ceunah. Dan berbicara soal 14 komunitas itu (termasuk Sebul) sebetulnya hanya sebagian kecil yang disebutkan oleh Sebul.
Ya kalau mau ngomongin mah banyak juga komunitas yang bercorak literasi yang menjamur di Purwakarta ini, bahkan dibandingkan komunitas yang skalanya sa-Purwakartaeun, ada loh Taman Bacaan Masyarakat yang tergabung dalam Forum TBM Purwakarta yang dinahkodai oleh Pak Rudi Aliruda yang basisnya di setiap desa atau kampung di Purwakarta. Mungkin setelah ini Pak Rudi bisa gabung juga. Hehe.
Btw, dari keberadaan komunitas literasi ini mau dampak seperti apa yang kamu pengen, Bul? Meningkatkan minat baca? Sepertinya bakal jadi mimpi di siang bolong kalau bahas itu.
Sedikitnya saya jelaskan bahwa seputar literasi itu bukan hanya sekedar membaca dan menulis kan? Kalau dari Permendikbudristek bilang bahwa ada 6 literasi dasar, yaitu:
1. Literasi Baca Tulis (sigana ieu nu keur sebul omongin)
2. Literasi Numerasi
3. Literasi Sains
4. Literasi Finansial
5. Literasi Budaya dan Kewargaan
6. Literasi Digital
Banyak sekali corak Komunitas Literasi yang dikembangkan di Purwakarta sendiri. Bukan cuma seperti yang kamu sebut dengan Nyimpang.com (Faridisme) dan Kopel (Hadiisme) saja.
Jadi sebetulnya bukan soal tulisan saja. Aya nu bergerak di literasi lainnya, Bul. Barangkali Sebul ini maksudnya pengen kenalan untuk dapet proyekan. Kagak ada yang begitu!
Seputar Babak Baru atau Babak Belur Literasi di Purwakarta?
Menurut saya sudah menjadi rahasia umum bahwa literasi tidaklah lebih seksi pembahasannya dibandingkan Pemilu 2024 nanti. Memang benar adanya bahwa komunitas literasi di Purwakarta silih datang dan pergi seperti hal nya Gacoan dan Mixue. Lalu apa bedanya kita dengan mereka? Oh jelas beda. Mereka mah bisnis.. urang mah bisa wae berangkat dengan sukarela. Hihi.
Nah Sebul ini Mixue Cabang mana ? atau Gacoan jenis Mie apa ? saya percaya bahwa Sebul akan memunculkan Babak baru dalam Persilatan Literasi di Purwakarta. Tapi ingat, Bul. Organisasi dan Komunitas mana pun perlu memikirkan DAYA, DATA, DANA. Sudahkah siap itu, Bul?
Sedikit bercerita, saya pernah kerjasama dengan bang Farid dalam suatu platform. Nah udah literasi lagi, nih, tapi selain itu bisnis juga, sih. Saat itu alih-alih jadi babak baru eh malah jadi babak belur. Bagaimana pun hal seperti ini udah biasa. Ya tak perlu diceritakan lagi soal babak-belurnya komunitas-komunitas literasi di Purwakarta. Kita bisa banyak belajar dari Kopel deh kayaknya soal ini.
Maksud akhirnya begini, sih. Konsistensi dan komitmen itu harus, tapi jangan lupa juga tiga hal yang saya sebut di atas. Apa lagi kalau berangkat dari kolektif atau kerelawanan.. daripada saling “mengeklusifkan seperti katamu, perlu hal-halnya banyak kolaborasi dan diskusi. Mungkin yang kita lakukan ini sudah mulai ke arah itu.
Kami, Cakrawala LIterasi adalah komunitas yang bisa dibilang ghaib. Pada saat komunitas lain boga sekre atau ngasih alamat, kita mah gentayangan. Meski begitu kita pun ikut andil sedikit-banyaknya atas munculnya komunitas-komunitas literasi di Purwakarta yang lain. Bisa dibilang Rumah Rusun, Literasi Trotoar, dan beberapa taman bacaan masyarakat di Purwakarta. Ya cuma itulah yang kami bisa sejauh ini.
Bagaimana pun pada akhirnya perencanaan terbaik adalah bergerak, dan pertahanan terbaik adalah menyerang. Kita semua pasti sudah melakukan salah satu dari ini, untuk mengisi ruang-ruang kosong di kota ini. Sebab kita sedang balapan dengan Mixue dan Gacoan, dan kini kelihatan siapa yang sedang berada di atas angin.
Sakitu mereun ti saya mah, sebagai mahkluk halus yang keberadaanya entah di mana. Saya berdoa semoga senyum tuhan selalu membersamai gerakan kita.