Ade Subhan dan Ketertarikan di Dunia Seni Rupa

Profil Singkat

Ade Subhan adalah seorang ilustrator asal Purwakarta yang sudah jatuh cinta pada dunia gambar sejak kecil. Ketertarikannya terhadap ilustrasi tumbuh saat ia mengambil jurusan Desain Komunikasi Visual, di mana ia pertama kali mengenal ilustrasi secara serius. Meski awalnya sempat mengerjakan proyek-proyek seperti storyboard TVC dan ilustrasi buku sekolah, Ade justru menemukan bahwa dirinya tidak terpaku menjadi seorang ilustrator semata. Ia menikmati proses menggambar yang penuh kejutan, terutama setelah melewati satu jam pertama yang sering kali berat untuk dimulai.

Dalam berkarya, Ade mengaku tidak mencari gaya visual tertentu, tapi menggambar dengan teknik yang ia kuasai. Ia banyak terinspirasi dari seniman dengan gaya eklektik, seperti Frank Frazetta, H.R. Giger, hingga Kim Jung Gi. Keterlibatannya dalam proyek ilustrasi cover buku Yusuf dan Sapi Betina bermula dari ajakan penulisnya langsung, yang memberinya kebebasan penuh tanpa revisi.

Mari simak wawancara Nyimpang dengan Ade Subhan di bawah ini:

Halo! Boleh ceritain tentang diri kamu? Apa yang pertama kali bikin kamu tertarik pada dunia ilustrasi?

Saya Ade, lahir di Purwakarta, suka menggambar dari kecil. Tertarik dunia ilustrasi karena dapat kelasnya di jurusan desain komunikasi visual. Dari sana saya kenal ilustrasi pertama kali.

Ada momen tertentu enggak yang membuat kamu merasa, “Oke, ini jalan gue” sebagai ilustrator?

Pernah sih. Mungkin karena mengerjakan beberapa proyek yang berhubungan dengan ilustrasi, seperti ilustrasi buku paket sekolah, storyboard TVC, dll. Setelah lebih sering ketemu customer dengan permintaan gambar desain yang beragam, seperti arsitektur dan interior, dari sana merasa milestone saya jadi seorang illustrator.

Apa yang paling kamu nikmati dari proses menggambar atau membuat ilustrasi?

Kejutan setelah satu jam pertama progress menggambar. Biasanya untuk mulai 5 menit saja suka males-malesan.

Gaya visual kamu cenderung punya ciri khas tertentu. Bagaimana proses kamu menemukan atau membentuk gaya tersebut?

Perasaan aja itu. Saya merasa belum menemukan gaya gambar saya sendiri dan belum pernah juga sengaja mencari. Saya cuma menggambar dengan teknik yang saya tau saja.

Siapa saja seniman atau referensi visual yang paling banyak memengaruhi karya-karya kamu sejauh ini?

Saya suka desain eklektik, campuran vernacular dan sci-fi. Senimannya: Ralph Bakshi, Frank Frazetta, Arik Roper, H.R. Giger, Hajime Sorayama, Kim Jung Gi & Superani Collective Artists, dll.

Apakah kamu lebih suka proyek ilustrasi yang sifatnya personal atau kolaboratif dengan penulis, dan kenapa?

Keduanya saya suka. mengerjakan apa yang kita suka atau sesuai brief dari penulis. Kenapa tidak? Karena saya belum menentukan portofolio saya arahnya mau ke mana.

Pernah enggak mengalami masa jenuh atau kehilangan arah kreatif? Kalau iya, bagaimana kamu menghadapinya?

Pernah. Pensiun sejenak, lebih ke impulsif sebenarnya. Sekadar memberi jeda biar timeline hidup isinya enggak menggambar terus. Kadang Treking ke hutan, eh pulangnya stres lagi.

Bisa ceritakan awal mula kamu diajak terlibat dalam proyek ilustrasi cover buku kumpulan cerpen Yusuf dan Sapi Betina karya Arini?

Diajak penulisnya untuk mengerjakan ilustrasi cover bukunya, karena Yanyan (illustrator yang diajak sebelumnya) kebetulan sedang sok sibuk, jadi beliau merekomendasikan saya. Padahal penulisnya bisa menggambar sendiri, tapi sepertinya Arini tidak mau one woman show.

Saat pertama kali membaca naskah kumpulan cerpen Arini, apa yang langsung muncul di kepala kamu sebagai visual?

Visual yang muncul itu seperti di film-film yang berangkat dari novelnya Neil Gaiman.

Sejauh mana kamu diberi kebebasan dalam menerjemahkan isi buku ke dalam visual covernya?

Arini menyerahkan visual cover sepenuhnya ke saya, tanpa brief dan revisi.

Apa tantangan paling besar waktu menggarap ilustrasi cover ini?

Tidak ada. Arini sudah menarik esensi ayat-ayat suci ke logika sehari-hari. Saya enak tinggal menggambar.

Apa cerpen dari buku Arini ini yang menurut kamu secara visual sangat kuat atau menginspirasi kamu secara langsung?

Semuanya kuat, sampai saya ingin gambar tiap-tiap judul cerpennya.

Menurut kamu, seberapa penting peran ilustrasi atau desain cover dalam memikat pembaca buku di era sekarang?

Sepenting pembeli dapat membedakan buku original dan bajakan.

Setelah mengerjakan proyek ini, apakah kamu jadi punya ketertarikan untuk terlibat lebih banyak dalam dunia penerbitan sastra?

Tidak. Bukan ranah saya, bagi-bagi rezeki saja.

Terakhir, apa harapan kamu terhadap buku kumpulan cerpen Yusuf dan Sapi Betina karya Arini dan karya-karya ilustrasi kamu sendiri ke depannya?

Setiap cerita ada akhir yang akan selalu melahirkan cerita baru. Terus berkarya, Arin dan semua yang terlibat pengerjaan buku Yusuf dan Sapi Betina.

Minpang di sini~

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like
Yuk Berkawan

Bareng-bareng kita berkarya dan saling berbagi info nongkrong di grup whatsap kami.

Promo Gack dulu, dech Ayooo Berangkat!