Hemingway merupakan penulis paling gemilang di zamannya. Ia menciptakan beragam karya sastra yang sangat berpengaruh. Contohnya seperti “The Old Man and the Sea,” “A Farewell to Arms,” dan “The Sun Also Rises.”
Karya-karyanya telah menjadi kiblat dan banyak dipelajari. Karenanya ia sendiri dihormati oleh penulis dan pembaca di seluruh dunia. Hemingway memang terkenal dengan tulisannya yang tegas, singkat, tapi bermakna.
Gaya tulisannya unik. Cirinya yaitu penggunaan frasa-frasa singkat dalam bahasa Inggris sehari-hari tapi termasuk powerful word. Di dunia sastra, karakter ini membentuk generasi penulis berikutnya baik genre fiksi maupun non-fiksi.
Itulah sebabnya banyak yang mempelajari teknik menulis ala Hemingway.
Teknik Menulis Novel seperti Hemingway
Walaupun cara penulisan Hemingway tampak sederhana, tapi sebenarnya tidak semua orang bisa meniru. Seorang penulis yang kurang berbakat mungkin akan berusaha menyembunyikan kekurangan isi tulisannya dengan memakai kata-kata sulit.
Namun, menulis seperti Hemingway memerlukan usaha dan kecerdasan. Hemingway mampu menghilangkan semua informasi yang tidak relevan atau berlebihan dalam ceritanya. Dia hanya menyisakan kalimat penting di halaman tersebut.
Keterampilan menulis Hemingway telah membuat popularitas novel-novelnya melesat. Kemampuan komunikasinya juga memungkinkan dia membangun hubungan yang kuat dengan orang lain. Lalu bagaimana karakter tulisan Hemingway?
1. Memakai Kalimat Pendek
Hemingway memiliki kemampuan unik dalam menulis langsung. Dia terkenal dengan gaya minimalisnya yang singkat dan mengurangi penggunaan kata sifat. Hemingway menulis dengan simpel tapi isinya bermanfaat, yang penting-penting saja.
Salah satu contoh demonstrasi kemampuan kalimat pendeknya adalah ketika dia diuji untuk menceritakan keseluruhan cerita dalam hanya 6 kata. Hemingway berkata “Dijual: sepatu bayi, belum pernah dipakai.”
2. Bersikap Positif
Setiap menulis, pastikan kamu fokus pada segala sesuatu tentang topik tulisan itu. Bukan malah mencari yang tidak ada dalam topik. Artinya kamu lebih menjelaskan keunggulan dan manfaat daripada mencatat apa yang tidak ada padanya.
Contohnya, alih-alih mengatakan “Perangkat lunak ini tidak memiliki kesalahan.”
Hemingway mendorong untuk mengungkapkannya secara positif dengan mengatakan “Perangkat lunak ini konsisten dan stabil.” Dalam hal ini, fokus adalah pada kestabilan perangkat lunak, bukan pada apa yang tidak ada, yaitu kesalahan.
3. Setiap Aspek Punya Tujuan
Hemingway selalu memiliki tujuan yang jelas dari setiap aspek ceritanya. Contoh pada cara menulis novel Hemingway, kamu harus memiliki alasan mengapa menggambarkan suasana tegang, sedih, atau lainnya.
Tidak peduli apa tujuannya, Hemingway selalu mengarahkan setiap adegan, frasa, dan kata ke suatu akhir yang memuaskan. Hal ini menunjukkan betapa telitinya perhatian dan ketelitian yang dia tempatkan dalam proses penulisan.
4. Menulis dari Pengalaman
Kamu akan mudah menulis ketika kamu memang tahu atau pernah merasakan pengalaman itu. Nah, karakter inilah yang membuat Hemingway sukses dalam setiap karyanya. Ia mampu menghadirkan pengalaman yang autentik dalam setiap karyanya.
Menurut pandangan Hemingway, mendapatkan inspirasi dari pengalaman sendiri bisa membuat pembaca lebih percaya dengan ceritanya. Dalam hal ini Hemingway seperti menggabungkan cerita nonfiksi dan fiksi. Inilah kunci keberhasilannya dalam menulis.
Pendekatan ini membuat pembaca merasa terhubung dengan karakter-karakternya dan terlibat dalam cerita. Dengan menggabungkan elemen nonfiksi dan fiksi, Hemingway menciptakan narasi kuat dan mendalam.
Teknik menulis novel seperti Hemingway itu bisa kamu terapkan dengan gayamu sendiri. Setiap penulis memang memiliki ciri khas. Tetapi, belajar dari penulis terkenal akan membantumu untuk sukses juga.